Jumat, 04 Maret 2011

SENYAWA KARBON

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
*      HIDROKARBON
Kelompok senyawa karbon yang paling sederhana adalah Hidrokarbon, yaitu senyawa karbon yang tersusun dari atom karbon dan Hidrogen.
Hidrokarbon yang paling sederhana adalah Metana, yang terdiri dari satu atom karbon dengan empat Hidrogen ( CH4 ).
  H
 
                         H          C          H


                                     H

Berdasarkan ikatan yang terdapat pada rantai karbonnya, hidrokarbon dibedakan menjadi :
1.      Hidrokarbon Jenuh, Hidrokarbon yang antar karbon pada rantai karbonnya semua berikatan tunggal. Hidrokarbon ini disebut ALKANA.
2.      Hidrokarbon tak Jenuh, Hidrokarbon yang antar atom karbon pada rantai atom karbonnya terdapat ikatan rangkap dua atau tiga. Hidrokarbon dengan rangkap 2 disebut ALKENA, sedangkan hidrokarbon rangkap 3 disebut ALKUNA.
Semua yang termasuk dalam Hidrokarbon Jenuh dan tak Jenuh akan dibahas pada pembahasan berikutnya : 

1.2    RUMUSAN MASALAH
Ø      Pengertian senyawa Karbon
Ø      Macam – Macam senyawa Karbon
Ø      Sifat – sifat Alkana, Alkena, Alkuna, Aldehid dan Siklo Alkana
Ø      Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna, Aldehid dan Siklo Alkana



1.3    TUJUAN
Agar kita mengerti apa itu senyawa karbon, macam – macam hidro karbon yang ada di dalam senyawa karbon serta mengetahui sifat – sifatnya kata nama dan kegunaanya dalam kehidupan sehari




BAB II
PEMBAHASAN


2.1   ALKANA
Alkana adalah senyawa Hidrokarbon yang seluruh ikatannya Jenuh dan semua ikatan karbonya merupakan ikatan tunggal.
Senyawa Alkena disebut juga deret parafin yang kahirnya senyawa kurang reaktif, setiap senyawa yang merupakan anggota alkana disebut suku alkana.
Beberapa Suku alkana :
Suku Ke
Nama
Rumus
1
Metana
CH4
2
Etana
C2H6
3
Propana
C3H8
4
Butana
C4H10
5
Pentana
C5H12
6
Heksana
C6H14
7
Heptana
C7H16
8
Oktana
C8H18
9
Nonana
C9H20
10
Dekana
C10H22
11
Undekana
C11H24
12
Dodekana
C12H26
14
Tetradekana
C14H30
18
Oktadekana
C18H38
20
Eikosana
C20H42
21
Henekosana
C21H44
30
Trikontana
C30H62

Senyawa alkena mempunyai Rumus : CnH2n +2
Jika alkena kehilangan satu atom H, maka sisa alkana disebut gugusan Alkil, sesuai nama alkana, akhiran “ana” diganti “IL”


Rumus gugus alkel :

Rumus
Nama Alkel
CH3 -
Metil
C2H5 -
Etil
C3H7 -
Propil
C4H9 -
Butil

a.       Tata Nama Alkana
1.      Nama alkana diambil berdasarkan jumlah atom karbon yang menyusunnya dan diakhiri dengan akhiran “ana”
2.      Bila strukturnya telah diketahui dan rantai karbon tak bercabang, maka didepan nama tersebut diberi huruf n (dari kata normal)
Misalnya : CH3 – CH2 – CH2 – CH3 = n – butana 
3.      gu25 cabang pada alkana umumnya merupakan Alkil, jika rantai cabang lebih dari satu, dan berbeda nama diurutkan sesuai dengan abjad misalnya : butil, etil, isopropil, metil, dset.
b.      Sifat Alkana
1.      Pada suhu kamar, alkana mempunyai wujud yang berbeda-beda
2.      Tidak larut dalam air kecuali pelarut organik
Ex : benzena, kloroform.
3.      Sukar bereaksi dengan senyawa lain kerena mempunyai ikatan jenuh
4.      Reaksi alkana dan oksigen menghasilkan energi
c.       Isomeri Alkana
Isomeri adalah peristiwa dimana senyawa-senyawa karbon mempunyai rumus molekul ynag sama, tapi berbeda dalam strukturnya. Dlaam deret alkana isomerisasi mulai terdapat pada suku ke-4 butana.






Contoh :
Senyawa dengan rumus molekul C4 H10, mempunyai dua struktur yang berbeda yaitu :
CH3 – CH2 – CH2 – CH3 dan CH3
                                                   |
                                      CH3 – CH – CH3

d.      Kegunaan Alkana
Pada umumnya Alkana digunakan sebagai bahan bakar misalnya : Gas alam, minyak bumi, bensin,dll.
e.       Sumber-sumber Alkana
Sumber Alkana yang terdapat didalam adalah bahan bakar fasil yang meliputi : gas alam, minyak bumi dan batu bara.
Gas Alam
Mengandung sekitar 90 – 95% metena, 5 – 10% etana dari campuran alkana yang mempunyai titik rendah, terutama propona, butana, dan 2 metil propana.
Minyak Bumi
Suatu zat cair ayng kental dan merupakan campuran dari ribuan senyawa (terutama Hidrokarbon) komponen hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi dipisahkan dengan tehnik distilaksi fraksional.
Bensin
Adalah campuran Hidrokarbon yang mempunyai 6 – 12 atom karbon, kualitas bensin sebagai bahan dasar mesin ditunjukkan dengan angka oktana.

2.2  SIKLO ALKANA
Siklo alkana adalah golongan senyawa hidrokarbon jenuh yang rantai atom karbonnya tertutup. Sehingga termasuk hidrokarbon siklik, karena sifatnya siklo alkana sangat mirip dengan golongan alkana (hidrokarbon alifatik), maka sikloalkana dikategorikan sebagai hidrokarbon alisiklik. Kamus umum sikloalkana adalah CnH2n.
Struktur siklo alkana biasanya di gambarkan dalam bentuk segi banyak (poligon), titik sudut pada poligon tersebut merupakan atom-atom karbon yang membentuk cincin, dan garis-garis merupakan c-c.
1.      Tata nama siklo alkana
a.       Pemberian nama siklo alkana di lakukan dengan menambah awalan siklo pada nama alkana yang bersesuaian, jika terdapat cabang (sustituen), maka nama cabang tersebut disebut labih dulu.
b.      Jika sustituen hanya sebuah tidak perlu diberi nomor, tetapi jika subrituennya lebih dari satu, setiap subrituen diberi nomor untuk menunjukkan posisi dalam cincin.
2.      Kegunaan Siklo Alkana
Pada umumnya Siklo Alkana digunakan sebagai bahan bakar misalnya : Gas alam, minyak bumi, bensin,dll.
3.      Teori Regangan Baeyer
Pada tahun 1885 seorang ahli kimia jerman, Adolf Von Baeyer mangemukakan senyawa-senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Menurut Baeyer semua senyawa siklik (kecuali siklopetana) mengalami ragangan karena terjadinya penyimpangan dari sudut ikatan tetrahedal. Makin besar penyimpangan dari sudut iaktan tetrahedalmakin besar ragangannya, yang berakibat makin reaktif pula. Akibatnya sikli propana yang mempunyai sudut ikatan 60 dan siklo butana 90 lebih reaktif dari pada propana dan butana. Menurut baeyer siklo prapana adalah sistem yang paling stabil karena sudut ikatannya 108, yang hampir sama dengan sudut tetrahedal dan kemudian reaktifitasnya maningkat lagi mulai siklo hetsana.
Namun teori Baeyer tidak seluruhnya benar, karena kenyataan bahwa siklo heksana dan cincin yang lebih besar tidak lebih reaktif dari siklo petana. Siklo heksana ternyata bukan merupakan cincin datar dengan sudut ikatan 120 melinkan suatu cincin yang agak terlipat dengan sudut ikatan 109, yang berarti hampir sama dengan sudut tetrahedal.   
4.      Sifat-sifat siklo alkana
Sifat-sifat fisika kimia siklo alkana hampir sama dengan alkana, yaitu bersifat nonpolasi, relatif inert, titik didih, dan titik leburnya sebanding dengan berat molekulnya, siklo alkana tersusun lebih rapat,sehingga sifat-sifat fisikanya lebih menyerupai alkana bercabang. 



5.      Sumber siklo alkana
Siklo alkana terdapat bersama-sama dengan alkana dalam minyak bumi, minyak bumi dari daerah tertentu banyak mengandung siklo alkana,misalnya sikloheksana, metilsikloheksana, dan 1,2 desimetilsiklopentana.
Pembuatan siklo alkana dari senyawa rantai terbuka disebut reaksi siklisasi, reaksi ini menggunakan bahan dasar senyawa diholidi.  

2.3   ALKENA
Alkena merupakan Hidrokarbon alifatik tak Jenuh dengan ikatan rangkap 2 pada rantai karbonnya (C = C).
Dengan menggunakan model molekul (molymood). Kita bisa melihat bahwa paling sedikit dibutuhkan dua atom karbon untuk menyususn sebuah molekul alkena, senyawa hidrokarbon yang dibentuk mempunyai rumus molekul C2H4.  
 H                H

        C = C           atau CH2 = CH2
           
H                   H
Alkena disebut juga olefin (pembentukan minyak). Nama Alkena sesuai dengan nama alkuna dengan mengganti akhiran ana dengan ena.

Rumus Molekul
Rumus Struktur
Nama
C2H4
H2C = CH – H2
Etana
C3H6
H2C = CH – CH3        
Propena
C4H8
H3C – HC = CH – CH3
Butena
C5H10
H2C = CH – H2 – CH2 – CH3
Petana

Cn H2n adalah rumus umum dari Alkena

2.4  TATA NAMA ALKENA
2.4.1        Rantai utama diambil dari rantai terpanjang yang mengandung ikatan rangkap.
2.4.2        Penomoran atom karbon dimulai dari ujung yang paling dekat dengan ikatan rangkap.
2.4.3        Ikatan Rangkap diberi no. untuk menunjukkan letak ikatan rangkap.
2.4.4        Cara Penulisan dan penamaan cabang sama dengan alkena
2.4.5        Urutan penamaan ;
Nomor cabang – nama cabang – no. Ikatan rangkap – nama rantai utama.
Cantoh : CH3 – C – CH = CH2 = 3-metil-1-butena
                          |
                        CH3
       
2.5  ISOMER ALKENA
Senyawa alkena memiliki Isomer posisi dan isomer geometri, serta Isomer Rantai.
2.5.1.1  Isomer Posisi          : senyawa yang mempunyai rumus molekul sama tapi
posisi ikatan rangkap berbeda.
2.5.1.2  Isomer Geometri     : senyawa alkena dengan rumus molekul sama dengan
posisi ikatan rangkap sama, tapi memiliki ruang yang berbeda (atom Isomer Rantai).

2.6  SIFAT-SIFAT ALKENA
2.6.1.1.1        Sifat fisikannya sama dengan alkena
2.6.1.2  Suku empat terendah berwujud gas
2.6.1.3  C5 -  C17 berwujud cair
2.6.1.4  C17 ke atas berwujud padat
2.6.1.4.1        Dapat mengalami oksidasi
2.6.1.4.2        Mudah terbakar
2.6.1.4.3        Alkena lebih reatif dari alkena

2.7  KEGUNAAN ALKENA
Alkena banyajk digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan bahan sintesis, misalnya : plastik alkena alami yang banyak dimanfaatkan, yaitu getah perca dan juga karet.

2.8  ALKUNA
Alkuna merupakan senyawa Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga antar atom karbonnya untuk menyusun suatu alkuna minimal diperlukan dua atom dan dengan menggunakan model molekul dapat di gambarkan sebagai berikut :
H – C  =  C – H atau CH  =  CH
Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana menjadi una.

Rumus molekul
Rumus struktur
Nama
C2H2
Hc = CH
Etuna/Asetilena
C3H4
H = C – CH 3  
Propuna
C4H6
H3C – C = C – CH3    
Butuna
C5H8
H3C – C = C – H2C – CH3
Pentuna

CnH2n2 adalah rumus umum dari Alkuna.
Tata nama Alkuna
Alkuna diberi nama seperti pada Alkena, akhiran “ena” diganti dengan “Una”, tata cara pemberian nomor ikatan dan cabang sama dengan lakena.

Isomer Alkuna
Pada alkuan tidak terdapat Isomeri geometri aeperti alkena, tetapi hanya terjadi Isomeri Rantai dan Isomeri Posisi.
Alkuna jaga berisomerisasi dengan alkadiena, yaitu senyawa hidrokarbon dengan 2 buah ikatan Rangkap.

Sifat-sifat Alkuna
Alkuan suhu rendah pada temperetur kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung lima/lebih berwujud cair.
Alkuna mempunyai senyawa yang nonpolar, tidaklarut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang nonpolar. Misalnya : eter, benzena dan karbon tetraklorida.

Kegunaan Alkena
Alkuna sama dengan alkena juga merupakan bahan baku untuk pembuatan bahan-bahan sintesis, ex : Plastik salah satu anggota alkuna yaitu asehlena (Butana) merupakan gas yang dihasilkan jika karbid direaksikan dengan air yang berfungsi sebagai bahan bakar untuk proses pengelasan.
Pembuatan Alkuna
Pembuatan alkuna dapat ditempuh dengan 2 azah yaitu :
Ø      Pembentukan Rantai yang mengandung ikatan ganda tiga karbon.
Ø      Perpanjangan rantai karbon yang telah memiliki ikatan ganda tiga. 

2.9   ALDEHID
Aldehid adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-masing menagndung unsur C,H, dan O. Golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil rumus umumnya adalah R – C = O
                                                        |
                                                       H
a.      Tata nama aldehid
Seperti halnya golongan senyawa organik lainnya, dapat diberikan dengan 2 sistem, yaitu IUPAC dan trival.
1)      IUPAC = nama aldehida menggunakan akhiran – al sebagai pengganti akhiran –a dalam nama alkana yang terkait.
2)      Trivial = dikaitkan dengan nama asam karboksilat yang diperoleh dari hasil oksidasi aldehidanya. Selanjutnya akhiran –at dalam nam asam tersebut dibuang dan diganti dengan kata aldehida.
b.      Reaksi-reaksi yang terjadi pada aldehid
1.      Oksidasi
Aldehid mudah sekali di oksidasi, sehingga dengan demikian aldehid merupakan reduktor yang kuat. Dengan oksidator kalium bikromat dan asam sulfat, aldehid berubah menjadi asam karboksilat yang jumlah atom karbonnya sama. Aldehid dapat mereduksi larutan febling yaitu : larutan lakalis yang mengandung komplek tembaga II tartrat, juga dapat mereduksi larutan tollens yaitu: larutan perat nitrat amonsakal.
2.      Redukdi
Oleh hidrogen dengan katalis logam Cu, menghasilkan lakohol primer.
3.      Reaksi-reaksi Adisi
Gugus karbonil dalam aldehid bersifat polar. Hal ini disebabkan karena atom O lebih elektro negatif dari pada atom C. Sebagai akibatnya,bila aldehida mengalami adisi, maka bagian positif dari pereaksi mengikatkan diri pada atom O, gugus karbonil dan bagian negatifnya mengikatkan diri pada atom C.
4.      Formal Dehida
Bila berpolimerisasi menghasilkan para normal dehida, dan asetat dehida bila berpolimerisasi paral dehida.
c.       Kegunaan aldehid
1.      Larutan formal dehida 40% disebut formalin larutan ini digunakan sebagai germisida (pembunuh kuman) dan juga digunakan untuk mengawetkan preparat anatomi.
2.      Formal dehid digunakan untuk pembuatan lem kayu.
3.      Asetaldehid adalah bahan baku DDT.
4.      Formal dehid dengan fenol berpolimerisasi membentuk plastik.
d.   Sifat-sifat Aldehide
1.      Senyawa-senyawa aldehide dengan jumlah atom C rendah (1 s/d 5 atom C) sangat mudah larut dalam air. Sedangkan senyawa aldehide dengan jumlah atom C lebih dari 5 sukar larut dalam air.
2.      Aldehide dapat dioksidasi menjadi asam karboksilatnya
Aldehide dapat direduksi dengan gas H2 membentuk alkohol primernya.
Contoh :
a)      CH3–CHO + H2 -----------> CH3–CH2–OH
Etanal Etanol
b)      CH3–CH2–CHO + H2 -------> CH3–CH2–CH2–OH
Proponal Propanol

2.10 Alkohol
1. Rumus Umum
Senyawa alkohol atau alkanol dapat dikatakan senyawa alkana yang satu atom H–nya diganti dengan gugus –OH (hidroksil). Sehingga seperti terlihat pada tabel 4.1 rumus umum senyawa alkohol adalah R–OH dimana R adalah gugus alkil. Untuk itu rumus umum golongan senyawa alkohol juga dapat ditulis CnH2n+1 – OH
Sifat – Sifat Alkohol
Secara umum senyawa alkohol mempunyai beberapat sifat, sebagai berikut :
Mudah terbakar
2.  Mudah bercampur dengan air
3.  Bentuk fasa pada suhu ruang :
– dengan C 1 s/d 4 berupa gas atau cair
– dengan C 5 s/d 9 berupa cairan kental seperti minyak
– dengan C 10 atau lebih berupa zat padat
4.      Pada umumnya alkohol mempunyai titik didih yang cukup tinggi dibandingkan alkananya. Hal ini disebabkan adanya ikatan hidrogen atas molekulnya.

Penggunaan Alkohol
Beberapa penggunaan senyawa alkohol dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1)      Pada umumnya alkohol digunakan sebagai pelarut. Misal : lak dan vernis
2)      Etanol dengan kadar 76% digunakan sebagai zat antiseptik.
3)      Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan peledak, kosmestik.
4)      Campuran etanol dengan metanol digunakan sebagai bahan bakar yang biasa dikenal dengan nama Spirtus.
5)      Etanol banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan minuman keras.

Sifat-Sifat Eter
Berbeda dengan senyawa-senyawa alkohol, eter mempunyai sifat-sifat sebagai
berikut :
1)      Titik didih rendah sehingga mudah menguap
2)      Sulit larut dalam air, karena kepolarannya rendah
3)      Sebagai pelarut yang baik senyawa-senyawa organik yang tak larut dalam air
4)      Mudah terbakar
5)      Pada umumnya bersifat racun
6)      Bersifat anastetik (membius)
7)      Eter sukar bereaksi, kecuali dengan asam halida kuat (HI dan H Br)
R–O–R1 + HX R–O–H + RX
Dengan ketentuan :
ü      gugus alkil yang panjang yang membentuk alcohol
ü      gugus alkil yang pendek membentuk alkil halida
Contoh :
CH3–O–CH2–CH3 + H Br CH3–CH2–OH + CH3Br
Metoksi etana As. Bromida Etanol Bromo Metana
Kegunaan Eter
Senyawa-senyawa eter yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1)      Dietil eter (etoksi etana) biasanya digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa organik. Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai zat arestesi (obat bius) di rumah sakit.
2)      MTBE (Metil Tertier Butil Eter)
        CH3
          |
CH3–C–O–CH3
          |
      CH3
Senyawa eter ini digunakan untuk menaikan angka oktan besin menggantikan
kedudukan TEL / TML, sehingga diperoleh bensin yang ramah lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML.

Keton
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia yang mengandung gugus karbonil. Keton memiliki rumus umum:
R1(CO)R2.
Senyawa karbonil yang berikatan dengan dua karbon membedakan keton dari asam karboksilat, aldehida, ester, amida, dan senyawa-senyawa beroksigen lainnya. Ikatan ganda gugus karbonil membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon). Atom karbon yang berada di samping gugus karbonil dinamakan karbon-α. Hidrogen yang melekat pada karbon ini dinamakan hidrogen-α. Dengan keberadaan asam katalis, keton mengalami tautomerisme keto-enol. Reaksi dengan basa kuat menghasilkan enolat.

 


Tatanama


Asetone, keton paling sederhana
Secara umum, keton dinamakan dengan tatanama IUPAC dengan menggantikan sufiks -a pada alkana induk dengan -on. Untuk keton yang umumnya dijumpai, nama-nama tradisional digunakan, seperti pada aseton dan benzofenon, nama-nama ini dianggap sebagai nama IUPAC yang dipertahankan [1] walaupun beberapa buku kimia menggunakan nama propanon.
Okso adalah tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun prefiks lainnya juga digunakan dalam berbeagai buku dan jurnal. Untuk senyawa-senyawa yang umum (terutama pada biokimia), keto atau okso adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan gugus fungsi keton (juga dikenal dengan nama alkanon). Okso juga merujuk pada atom okesigen tunggal yang berkoordinasi dengan logam transisi (okso logam).

Sifat-sifat fisika

Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polar. Gugus karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut dalam air. Ia merupakan akseptor ikatan hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.

Keasaman

Hidrogen-α keton lebih asam (pKa ≈ 20) daripada hidrogen alkana biasa (pKa ≈ 50). Hal ini disebabkan oleh stabilisasi resonansi ion enolat yang terbentuk ketika berdisosiasi. Keasaman relatif hidrogen-α sangatlah penting dalam reaksi enolisasi keton dan senyawa karbonil lainnya.
Sifat fisik
keton hampir sama dengan aldehid. Aseton mempunyai bau yang enak, dan merupakan satu-satunya keton yang sangat larut dalam air. Homolog yang lebih tinggi merupakan cairan tak berwarna dan kurang larut dalam air, dan tidak seperti aldehid, mempunyai bau yang lembut.

BENZENA
Benzena, juga dikenal dengan nama C6H6, PhH, dan benzol, adalah senyawa kimia organik yang merupakan cairan tak berwarna dan mudah terbakar serta mempunyai bau yang manis. Benzena adalah sejenis karsinogen. Benzena adalah salah satu komponen dalam bensin dan merupakan pelarut yang penting dalam dunia industri. Benzena juga adalah bahan dasar dalam produksi obat-obatan, plastik, bensin, karet buatan, dan pewarna. Selain itu, benzena adalah kandungan alami dalam minyak bumi, namun biasanya diperoleh dari senyawa lainnya yang terdapat dalam minyak bumi. benzena mempunyai rumus molekul C6H6

SIFAT BENZENA
Sifat Fisik:
  • Zat cair tidak berwarna
  • Memiliki bau yang khas
  • Mudah menguap
  • Tidak larut dalam pelarut polar seperti air air,
    tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau nonpolar,
    seperti eter dan tetraklorometana
  • Titik Leleh : 5,5 derajat Celsius
  • Titik didih : 80,1derajat Celsius
  • Densitas : 0,88
Sifat Kimia:
  • Bersifat kasinogenik (racun)
  • Merupakan senyawa nonpolar
  • Tidak begitu reaktif, tapi mudah terbakar dengan menghasilkan banyak jelaga
Lebih mudah mengalami reaksi substitusi dari pada adisi. (untuk mengetahui beberapa reaksi subtitusi yang sering terjadi pada benzena

KEGUNAAN BENZENA DAN TURUNANNYA
Kegunaan benzena yang terpenting adalah sebagai pelarut dan sebagai bahan baku pembuatan senyawa-senyawa aromatik lainnya yang merupakan senyawa turunan benzena. Masing-masing dari senyawa turunan benzena tersebut memiliki kegunaan yang beragam bagi kehidupan manusia. Berikut ini beberapa senyawa turunan Benzena dan kegunaannya:
1. Toluena
Toluena digunakan sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar untuk membuat TNT (trinitotoluena), senyawa yang digunakan sebagai bahan peledak (dinamit).
2. Stirena
Stirena digunakan sebagai bahan dasar pembuatan polimer sintetik polistirena melalui proses polimerisasi. Polistirena banyak digunakan untuk membuat insolator listrik, boneka, sol sepatu serta piring dan cangkir.
3.      Anilina
Anilina merupakan bahan dasar untuk pembuatan zat-zat warna diazo. Anilina dapat diubah menjadi garam diazonium dengan bantuan asam nitrit dan asam klorida. Garam diazonium selanjutnya diubah menjadi berbagai macam zat warna digunakan seabagai pewarna minuman, tetapi ternyata bersifat sebagai mutagen.
4. Benzaldehida
Benzaldehida digunakan sebagai zat pengawet serta bahan baku pembuatan parfum karena memiliki bau yang khas. Benzaldehida dapat berkondensasi dengan asetaldehida (etanal), untuk menghasilkan sinamaldehida (minyak kayu manis).
5. Fenol
Dalam kehidupan sehari-hari fenol dikenal sebagai karbol atau lisol yang berfungsi sebagai zat disenfektan.
6.  Asam Benzoat dan Turunannya
Terdapat beberapa turunan dari asam benzoat yang tanpa kita sadari sering kita gunakan, diantaranya adalah:
·        Asam asetil salisilat atau lebih dikenal dengan sebutan aspirin atau asetosal yang biasa digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit (analgesik) dan penurun panas (antipiretik). Oleh karena itu aspirin juga digunakan sebagai obat sakit kepala, sakit gigi, demam dan sakit jantung. Penggunaan dalam jangka panjang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa pada lambung sehingga menimbulkan sakit maag, gangguan ginjal, alergi, dan asma.
·        Parasetamol (asetaminofen) memiliki fungsi yang sama dengan aspirin tetapi lebih aman bagi lambung. Hampir semua obat yang beredar dipasaran menggunakan zat aktif parasetamol. Penggunaan parasetamol yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan ginjal dan hati.



























BAB III
PENUTUP

3.1  KESIMPULAN
Alkana adalah senyawa Hidrokarbon yang seluruh ikatannya Jenuh dan semua ikatan karbonya merupakan ikatan tunggal. Senyawa Alkena disebut juga deret parafin yang kahirnya senyawa kurang reaktif, setiap senyawa yang merupakan anggota alkana disebut suku alkana.
Alkuna merupakan senyawa Hidrokarbon yang mempunyai ikatan rangkap tiga antar atom karbonnya untuk menyusun suatu alkuna minimal diperlukan dua atom dan dengan menggunakan model molekul dapat di gambarkan sebagai berikut :
H – C  =  C – H atau CH  =  CH
Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana menjadi una.
Aldehid adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-masing menagndung unsur C,H, dan O. Golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil rumus umumnya adalah R – C = O
                                                              |
                                                             H
Aldehid adalah nama dua golongan senyawa organik yang masing-masing menagndung unsur C,H, dan O. Golongan senyawa ini mempunyai gugus fungsi karbonil rumus umumnya adalah R – C = O
                                                        |
                                                       H

3.2    KRITIK DAN SARAN
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis dapat memperbaikinya dalam makalah – makalah selanjutnya.






DAFTAR PUSTAKA

Unggulan Sudarmo Tahun: 2006,   Penerbit : PT Phibeta Aneka Gama






















KATA PENGANTAR


Alhamdulillahirabbil ‘alamin …
   Seraya mengucap syukur kehadirat Allah SWT. Dengan ini saya haturkan makalah tentang “PENGGUNAAN SENYAWA KARBON” guna memudahkan belajar bagi mahasiswa dan tenaga medis yang memerlukannya. Selain itu, makalah ini di harapkan agar dapat tercapai komunikasi yang baik antara apa yang hendak disampaikan oleh penulis dan yang diterima oleh pembaca.
Dan tentu saja makalah ini dengan harapan dapat berdampak positif bagi pembaca dalam memberikan pelayanan yang baik. Pada kesempatan ini, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, yang telah sabar membimbing kami dalam proses belajar.
Kami sebagai penulis sangat menyadari masih banyaknya kekurangan dalam makalah ini. Maka dari itu, kritik dan saran sangat diharapkan untuk kebaikan makalah ini.
Atas perhatian dan tanggapan yang baik dari pembaca kami ucapkapkan banyak terima kasih.


                                                                                    Banyuwangi,    Januari 2010
                                                                                                    Penulis












DAFTAR ISI


KATA PENGATAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3  Tujuan................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1   Alkana.............................................................................................. 3
2.2   Siklo Alkana..................................................................................... 5
2.3   Alkena.............................................................................................. 7
2.4   Tata Nama Alkena............................................................................ 7
2.5   Isomer Alkena................................................................................... 8
2.6   Sifat – Sifat Alkena............................................................................ 8
2.7   Kegunaan Alkena.............................................................................. 8
2.8   Alkuna.............................................................................................. 8
2.9   Aldehid............................................................................................. 10
2.10 Alkohol............................................................................................. 11

BAB III  PENUTUP
3.1  Kesimpulan........................................................................................ 18
3.2  Kritik Dan Saran................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 19